Askep Diabetes Melitus / DM.Penyakit Diabetes Melitus adalah
merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada diri seseorang yang disebabkan
karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin
baik absolut maupun relatif.Diabetes melitus ini diagnosanya didirikan awalnya
dipikirkan dengan adanya gejala khas yang terdapat pada pasien yang menderita
DM ini yang berupa polifagia (banyak makan), poluria (banyak kencing), polidipsia,
lemas, dan berat badan turun. Gejala lain yang seringkali dikeluhkan penderita
Diabetes Melitus adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensi pada pria,
serta pruritus vulva pada wanita.Maka hari ini blog Keperawatan akan mencoba
sharing mengenai askep DM / diabetes melitus ini.Semoga artikel mengenai askep
DM / diabetes melitus ini memberikan manfaat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan DM /
diabetes melitus ada beberapa pemeriksaan penunjang khususnya pemeriksaan
laboratorium diantaranya yaitu :
Glukosa darah
sewaktu
Kadar glukosa
darah puasa
Tes toleransi
glukosa
Dalam kriteria yang diterapkan oleh WHO untuk penyakit
diabetes melitus ini dalam hasil laboratorium hasil pemeriksaannya menunjukkan
:
Glukosa plasma
sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma
puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
Glukosa plasma
dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat
(2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
Tujuan yang utama dalam memberikan terapi pada askep
diabetes melitus / DM ini yaitu mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa darah yang dimaksudkan untuk bisa mengurangi komplikasi vaskuler serta
neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar
glukosa darah normal.Beberapa komponen penting dalam penatalaksanaan askep DM /
diabetes melitus ini adalah dengan :
Diet DM.
Latihan.
Pemantauan glukosa
darah
Terapi (jika
diperlukan)
Pendidikan kesehatan.
Pengkajian yang dilakukan perawat dalam memberikan askep DM
/ diabetes melitus yaitu :
Riwayat Kesehatan
Keluarga : Yang dikaji adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
Riwayat Kesehatan
Pasien dan Pengobatan Sebelumnya : Yang dikaji berapa lama klien menderita DM,
bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara
minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk
menanggulangi penyakitnya.
Aktivitas/
Istirahat : Yang dikaji gejala seperti lemah,letih, mengalami kesulitan
bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
Sirkulasi : Yang
dikaji adakah riwayat hipertensi, AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan
tekanan darah.
Integritas Ego :
Stress, ansietas.
Eliminasi :
Perubahan dalam pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
Makanan / Cairan :
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan
diuretik.
Neurosensori :
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan
penglihatan.
Nyeri / Kenyamanan
: Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat).
Pernapasan : Batuk
dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi / tidak).
Keamanan : Kulit
kering, gatal, ulkus kulit.
Diagnosa Keperawatan serta masalah keperawatan yang
ditegakkan pada askep DM / diabetes melitus ini diantaranya yaitu :
Resiko tinggi
gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
Kekurangan volume
cairan
Gangguan
integritas kulit
Resiko terjadi
injuri
Intervensi askep diabetes melitus / DM :
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan
metabolisme protein, lemak.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien dapat
mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
Berat badan stabil
atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
Timbang berat
badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
Tentukan program
diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan
pasien.
Auskultasi bising
usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang
belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
Berikan makanan
cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika
pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
Libatkan keluarga
pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
Observasi
tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin,
denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
Kolaborasi
melakukan pemeriksaan gula darah.
Kolaborasi Medis
dengan pemberian pengobatan insulin.
Kolaborasi dengan
ahli diet.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis
osmotik.
Tujuan : Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil : Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat
dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan
pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar
elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
Pantau tanda-tanda
vital, catat adanya perubahan TD ortostatik.
Pantau pola nafas
seperti adanya pernafasan kusmaul.
Kaji frekuensi dan
kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas.
Kaji nadi perifer,
pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
Pantau masukan dan
pengeluaran.
Pertahankan untuk
memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat
ditoleransi jantung.
Catat hal-hal
seperti mual, muntah dan distensi lambung.
Observasi adanya
kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur.
Kolaborasi Medis :
Berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau
pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K).
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
status metabolik (neuropati perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau
menunjukkan penyembuhan.
Kriteria Hasil : Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan
jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
Kaji luka, adanya
epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.
Kaji tanda vital.
Kaji adanya nyeri.
Lakukan perawatan
luka
Kolaborasi
pemberian insulin dan medikasi.
Kolaborasi
pemberian antibiotik sesuai indikasi.
4. Resiko terjadi injuri berhubungan dengan penurunan fungsi
penglihatan.
Tujuan : Pasien tidak mengalami injuri.
Kriteria Hasil : Pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa
mengalami injuri.
Intervensi :
Hindarkan lantai
yang licin.
Gunakan bed yang
rendah.
Orientasikan
pasien dengan ruangan.
Bantu pasien dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
Bantu pasien dalam
ambulasi atau perubahan posisi.
Daftar Pustaka :
Luecknote, Annette
Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.
Doenges, Marilyn
E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta
: EGC, 1999.
Carpenito, Lynda
Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta :
EGC, 1997.
Smeltzer, Suzanne
C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin
asih, Jakarta : EGC, 2002.
Ikram, Ainal, Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi
ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
Arjatmo
Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, 2002
- See more at:
http://askep-net.blogspot.com/2012/04/askep-diabetes-melitus-dm.html#sthash.3ElmxPyA.dpuf
4. Resiko terjadi injuri berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan.
Tujuan : Pasien tidak mengalami injuri.
Kriteria Hasil : Pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injuri.
Intervensi :
Daftar Pustaka :
Tujuan : Pasien tidak mengalami injuri.
Kriteria Hasil : Pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injuri.
Intervensi :
- Hindarkan lantai yang licin.
- Gunakan bed yang rendah.
- Orientasikan pasien dengan ruangan.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi.
Daftar Pustaka :
- Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.
- Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.
- Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.
- Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
- Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
- Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar