“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdo’alah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam
dalam keadaan hina dina’”. (QS. Al-Mukmin 40: 60)
waktu-waktu dimana doa kita mudah dikabulkan serta dilengkapi dengan hadist-hadits yang menerangkan tentang doa mustajab.
1. Do’a Seorang Muslim Untuk Saudaranya Tanpa Dia Ketahui
Diriwayatkan dari Abu Darda’ ra., bahwasanya ia berkata, “Apabila
seorang Muslim mendo’akan saudaranya tanpa sepengetahuannya, maka pasti
malaikat yang ditugaskan (kepadanya) akan mengucapkan, “Engkaupun akan
mendapatkan yang semisalnya”. (HR. Muslim)
2. Do’a Orang Yang Teraniaya
Ketika Rasulullah SAW mengutus Mu’adz ke Yaman, beliau bersabda
kepadanya, “Takutlah kalian terhadap do’a orang yang dizhalimi, karena
tidak ada hijab antara do,a itu dengan Allah” (HR. Bukhari)
3. Do’a Orang Tua Untuk Anaknya
4. Do’a Seorang Musafir
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga
do’a mustajab yang tidak diragukan lagi, yaitu do’a orang yang
teraniaya, do’a musafir, dan do,a orang tua untuk anaknya” (HR.
Tirmidzi, dll. Dinilai hasan oleh al-Albani)
5. Do’a Orang Yang Berpuasa Ketika Berbuka
6. Do’a Pemimpin Yang Adil
Dari Abu Hurairah ra., secara marfu’, “Ada tiga golongan yang do’anya
tidak ditolak, orang yang berpuasa hingga berbuka, do’a pemimpin yang
adil dan do’a orang yang teraniaya. Allah akan mengangkat do’a mereka ke
atas awan, membukakan pintu-pintu langit untuknya, dan berfirman, ‘Demi
kemuliaan-Ku, sungguh, Aku akan menolongmu walaupun dengan selang
waktu’” (HR. Tirmidzi, dll. Dinilai hasan oleh al-Albani)
7. Doa Anak Shaleh
Disebutkan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., “Apabila manusia mati, maka
terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyyah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak yang shalih yang mendo’akan orang tuanya” (HR.
Muslim)
8. Do’a Orang Yang Berada Dalam Keadaan Darurat
Allah SWT berfirman: “Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang
yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang
menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai
khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat
sedikitlah kamu mengingati(Nya)”. (QS. An-Naml 27: 62)
9. Do’a Orang Yang Tidur Dalam Keadaan Suci Dan Berdzikir
Dari Mu’adz bin Jabal, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Apabila
seorang muslim tidur dalam keadaan berdzikir dan suci, lalu terbangun di
malam hari, kemudian berdo’a kepada Allah SWT meminta kebaikan dunia
dan akhirat, maka pasti Allah akan memberikan kepadanya”. (HR. Abu Dawud
dan Ahmad, dinyatakan Shahih oleh al-Albani)
10. Berdo’a Dengan Menggunakan Do’a Dzun Nun (Do’a Nabi Yunus alaihissalam)
Dari Sa’ad bin Abi Waqash ra., ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda,
‘Do’a Dzun Nun (Nabi Yunus alaihissalam) ketika berada di dalam perut
ikan: ‘Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu min Azh-zhaalimiin’.
Jika seorang berdo’a dengannya memohon sesuatu, niscaya Allah akan
mengabulkannya’” (HR. Tirmidzi dll., dinyatakan shahih oleh al-Albani)
11. Do’a Orang Yang Terbangun Di Malam Hari Dengan Do’a Yang Ma’tsur
Dari Ubadah bin Shamit ra., dari nabi
Muhammad SAW, bahwasanya beliau bersabda, “Brangsiapa yang terjaga di
malam hari, lalu mengucapkan: ‘Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa
syariika lah, lahul mulku walahul hamdu, wahuwaa ‘alaa kulli syai’in
qadiir, Alhamdulillaah, wasubhanallaah, wa laa ilaaha illallaah, wallahu
akbar, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah’ (Tidak ada Tuhan
selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nyalah seluruh
kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah, tidak ada Tuhan
selalin Allah, Allah Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali
dengan pertolongan Allah). Kemudian mengucapkan: ‘Allahummaghfir lii’
(Ya Allah, ampunilah aku). Atau do’a yang lain, niscaya akan dikabulkan
do’anya. Jika ia berwudhu’ dan shalat, maka diterimalah shalatnya” (HR.
Bukhari, dll)
12. Do’a Anak Yang Berbakti Kepada Kedua Orang Tuanya
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di
surga, lalu ia bertanya, ‘Dari mana aku memperoleh derajat ini?’. Allah
SWT berfirman, ‘Dengan permohonan ampun anakmu untukmu’” (HR. Ahmad,
sanadnya dinyatakan shahih olh Ibnu Katsir)
13. Do’a Orang Yang Menunaikan Haji, Umrah Dan Berperang Di Jalan Allah SWT
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra., dari Nabi
Muhammad SAW, beliau bersabda, “Orang yang berperang di jalan Allah,
orang yang menunaikan haji, dan orang yang menunaikan umrah adalah
utusan-utusan yang menghadap kepada Allah. Mereka dipanggil oleh-Nya,
lalu mereka memenuhi panggilan-Nya, dan mereka pun meminta kepada-Nya,
maka Allah akan memberinya” (HR. Ibnu Majah, dinyatakan hasan oleh
al-Albani)
14. Do’a Orang Yang Banyak Berdzikir Kepada Allah SWT
Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, “Ada
tiga golongan yang do’anya tidak akan ditolak, yaitu orang yang banyak
berdzikir kepada Allah, orang yang teraniaya, dan pemimpin yang adil”
(HR. al-Baihqi dan ath-Thabrani, dinyatakan hasan oleh al-Albani)
15. Do’a Orang Yang Dicintai Dan Diridhai Oleh Allah SWT
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah SWT berfirman, ‘Barangsiapa memusuhi kekasih-Ku,
maka sungguh Aku menyatakan perang dengannya. Hamba-Ku tidak akan dapat
mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai
daripada apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku terus
mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan-amalan nafil, sehingga Aku
mencintainya. Maka jika Aku telah mencintainya, Aku akan menjadi
pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang
dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia memegang dan kakinya
yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Aku akan
memberinya. Jika ia memohon perlindungan kepada-Ku, pasti Aku akan
melindunginya. Aku tidak pernah ragu-ragu dalam sesuatu yang Aku
kerjakan seperti keraguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin. Hal
itu karena ia tidak suka mati, sedangkan Aku tidak suka keburukan
terjadi kepadanya’” (HR. Bukhari)
16. Orang Yang Memperbanyak Berdoa Pada Saat Lapang Dan Bahagia
Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah SAW bersabda. “Barangsiapa
yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah, maka hendaklah
memperbanyak berdoa pada saat lapang”. (HR. Tirmidzi, dan al-Hakim.
Dishahihkan oleh Imam Dzahabi dan di hasankan oleh Al-Albani).
Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa
makna hadits di atas adalah hendaknya seseorang memperbanyak doa pada
saat sehat, kecukupan dan selamat dari cobaan, sebab ciri seorang mukmin
adalah selalu dalam keadaan siaga sebelum membidikkan panah. Maka
sangat baik jika seorang mukmin selalu berdoa kepada Allah sebelum
datang bencana berbeda dengan orang kafir dan zhalim sebagaimana firman
Allah SWT.
“Dan apabila manusia itu ditimpa
kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali
kepada-Nya ; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya
lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah)
untuk (menghilangkannya) sebelum itu”. (QS. Az-Zumar : 8).
Dan firman Allah SWT:
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia
berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi
setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui
(jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami
untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya”. (QS. Yunus : 12)
17. Doa Orang Dalam Keadaan Terpaksa.
Allah SWT berfirman. “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang
dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadanya, dan yang menghilangkan
kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ?
Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu
menginga(Nya)”. (QS. An-Naml : 62)
Imam As-Syaukani berkata bahwa ayat
diatas menjelaskan betapa manusia sangat membutuhkan Allah dalam segala
hal terlebih orang yang dalam keadaan terpaksa yang tidak mempunyai daya
dan upaya. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan orang
terpaksa adalah orang-orang yang berdosa dan sebagian yang lain
berpendapat bahwa yang dimaksud terpaksa adalah orang-orang yang hidup
dalam kekurangan, kesempitan atau sakit, sehingga harus mengadu kepada
Allah. Dan huruf lam dalam kalimat Al-Mudhthar untuk menjelaskan jenis
bukan istighraq (keseluruhan). Maka boleh jadi ada sebagian orang yang
berdoa dalam keadaan terpaksa tidak dikabulkan dikarenakan adanya
penghalang yang menghalangi terkabulnya doa tersebut. Jika tidak ada
penghalang, maka Allah telah menjamin bahwa doa orang dalam keadaan
terpaksa pasti dikabulkan. Yang menjadi alasan doa tersebut dikabulkan
karena kondisi terpaksa bisa mendorong seseorang untuk ikhlas berdoa dan
tidak meminta kepada selain-Nya.