Selasa, 16 Juli 2013

do'a dan kabulnya

beberapa kemungkinan doa seseorang tidak segera dikabulkan oleh Allah SWT. Diantaranya :

1. Kalau doa orang tersebut dikabulkan dengan segera, boleh jadi setelah mendapat dari doa yang diminta dia tidak mau berdoa lagi. Sebab hampir semua manusia mempunyai kebiasaan yang tidak baik itu. Setelah Allah mengetahui bahwa orang ini akan berhenti berdoa apabila sudah menerima yang diminta, maka Dia menunjukkan kasih sayangNYa tidak segera memberi permintaan hambaNya yang demikian.

2. Menurut Ilmu Allah, orang yang berdoa itu tidak mempunyai kemampuan untuk menerima apa yang diminta itu. Betapa banyaknya orang yang minta untuk menjadi orang kaya katanya untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi sudah setelah terkabul apa yang ia katakan waktu berdoa dulu itu lupa semua, dan bahkan kadang-kadang kekayaannya itu dipergunakan untuk memusuhi agama Allah. Salah seorang sahabat Rasulullah SAW bernama Tsa’labah keadaannya sangat miskin, tetapi kehebatannya untuk beribadah terutama sekali sholat berjama’ah sulit untuk dicari bandingannya. Tetapi, setelah dia berubah menjadi orang kaya lantaran doa Rasul, ibadahnya dilupakan seluruhnya, bahkan mengeluarkan zakatpun tidak mau lagi. Dengan rahman Allah tidak segera dikabulkan doa lantaran kasih sayang kepadanya agar ia tidak terjerumus
kelembah kehinaan lantaran menjauhkan diri kepada Allah.

3. Menurut Ilmu Allah, boleh jadi apa yang diminta oleh seseorang itu akan lebih manfaat kalau diberikan kepada anaknya, cucunya ataupun dzurriyahnya yang lain. Dengan demikian, kalau ada seseorang yang berdoa sekarang belum dikabulkan, boleh jadi permintaannya itu akan diberikan kepada dzurriyahnya. Karena dzurriyahnya itu yang tepat dan sangat membutuhkan sesuatu yang diminta itu.
 Nabi Ibrahim AS. yang mendapat predikat Khalilullah, termasuk salah seorang Rasulullah dan bahkan termasuk salah seorang ulul azmi, dikabulkan doanya berselang kurang lebih dua setengah abad dari beliau berdoa. Apabila kita-kita ini yang katakanlah bila dibanding dekatnya Nabi Ibrahim kepada Allah dibanding kita, bukan bandingannya.
Ibrahim bin Adham seorang sufi yang hidup pada abad VIII M, pernah berpidato di hadapan jama’ah di Basrah, yang rata-rata mereka hampir putus asa dalam doa, lantaran sudah lama berdoa tetapi tidak terkabul.

Kata Ibrahim Adham: “Doamu tidak dikabulkan Allah lantaran sepuluh perkara :
1. Kamu mengenal Allah, tetapi kamu tidak mendatangkan kewajiban kepada-Nya.
2. Engkau membaca Al-Qur’an, tetapi engkau tidak mengamalkan kandungannya.
3. Engkau mengatakan menjadi musuh syetan, tetapi engkau mengikuti dan bersesuaian dengan syetan.
4. Engkau mengatakan menjadi Umat Nabi Muhammad SAW, tetapi engkau tidak mengikuti jejaknya.
5. Engkau berkeinginan masuk surga, tetapi tidak mau beramal yang dapat menghantarkannya ke surga.
6. Engkau menginginkan selamat dari api neraka, tetapi engkau mencampakkan dirimu ke dalamnya.
7. Engkau mengatakan bahwa mati itu pasti, tetapi engkau tidak mau mempersiapkan bekal untuk mati.
8. Engkau sibuk meneliti cela kawan-kawanmu, tetapi engkau tidak mau memperhatikan cela dirimu sendiri.
9. Engkau makan ni’mat dari Tuhamu, tetapi engkau tidak pernah bersyukur kepadanya.
10. Engkau ikut mengubur orang mati, tetapi engkau tidak dapat mengambil I’tibar (pelajaran) dari peristiwa itu. Maka setiap orang yang berdoa dan menginginkan doanya segera terkabul hendaknya bercermin kepada Rasulullah SAW. Bagaimana beliau berdoa. Sesudah itu harus pula mengetahui dan memenuhi etika dan estetika berdoa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar