Senin, 17 Februari 2014

Hukum Bakar Kemenyan/Buhur

Bakhoor atau Bukhoor adalah bahasa arab, sedangkan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Buhur bahkan ada juga yang menyebut kemenyan arab

Buhur merupakan campuran dari beberapa tanaman/tumbuhan tradisional yang terkenal akan aroma nya, seperti gaharu, cendana, minyak – minyak khusus dan lain – lainnya.

Buhur di bakar diatas tempat bakarnya, yang biasa disebut Mabkhara. Buhur di bakar dengan menggunakan arang

Di timur tengah, penggunaan Buhur / Bakhoor / Bukhoor sudah menjadi tradisi turun temurun dari waktu ke waktu. Biasanya di gunakan dalam acara – acar tertentu atau dalam saat yang di butuhkan.


Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, menyukai bau wewangian (Menyan)???

Membakar dupa wangi ketika berdzikir, membaca al-Qur’an, berada di majlis ilmu maka wangi-wangian (tathayyub) hukumya sunnah berdasarkan senangya Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alahi wasallam. pada sesuatu yang harum dan nabi senang dengan wewangian. Bliau Shollallohu ‘Alaihi wasallam. sering memakainya dan mendorong para sahabat untuk menggunakanya. (kitab Bulghot ath-Thullab halaman 53-54).
    Membakar dupa atau kemenyan ketika berdzikir pada Allah dan sebagainya seperti membaca al-Qur’an atau di majlis-majlis ilmu, mempunyai dasar dalil dari al-Hadits yaitu dilihat dari sudut pandang bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wasallam. menyukai bau wangi dan menyukai minyak wangi dan beliau pun sering memakainya.
    (Bulghot ath-Thullab halaman 53-54).
     Sahabat-sahabat kita (dari Imam Syafi’i) berkata: Sesungguhnya disunnahkan membakar dupa di dekat mayyit karena terkadang ada sesuatu yang muncul maka bau kemenyan tersebut bisa mengalahkan/menghalanginya.
    (Al-Majmu’ Syarh Muhadzdzab juz 5 halaman 160).


SUNAH MEMBAKAR BUHUR /DUPA

كان بن عمر إذا استجمر استجمر بالوة غير مطراة أو بكأفور يطرحه مع الألوة ثم قال هكذا كان يستجمررسول الله صلى الله عليه وسلم

Apabila ibnu umar beristijmar (membakar dupa) maka beliau beristijmar dengan uluwah yang tidak ada campurannya, dan dengan kafur yang di campur dengan uluwah, kemudian beliau berkata;
"Seperti inilah Rosululloh SAW, beristijmar
(HR. Nasa'i No seri hadits: 5152)

tidak lupa syeikh panutan wahabi Albani ikut andil mensohehkan hadits ini. Cek di kitabnya (sohihu wa dhoifu sunanAn-nasai: No seri hadits: 5135)

→ Imam nawawi mensyarahi hadits ini sebagai berikut:

الاستجمار هنا استعمال الطيب والتبخر به وهو مأخوذ من المجمر وهو البخور وأما الألوة فقال الاصمعي وأبو عبيد وسائر أهل اللغة والغريب هي العود يتبخر به

Yang di maksud dengan istijmar di sini ialah memakai wewangian dan berbukhur "berdupa" dengannya. Lafadz istijmar itu di ambil dari kalimat Al majmar yang bermakna al bukhur "dupa" adapun Uluwah itu menurut Al ashmu'i dan abu ubaid dan seluruh pakar bahasa arab bermakna kayu dupa yang di buat dupa.
Syarh nawawi ala muslim: 15/10.

Di tambah komentar imam nawawi pensyarah hadits ulung tentang hadits ini:

ويتاكد استحبابه للرجال يوم الجمعة والعيد وعند حضور مجامع المسلمين ومجالس ألذكر والعلم

Dan sangat kuat kesunahan memakai wewangian (termsuk istijmar) bagi laki laki pada hari jumat dan hari raya, dan saat menghadiri perkumpulan kaum muslimin dan majlis dzikir juga majlis ilmu.
(Syarah nawawi ala muslim: 15/10)

→ Dan membakar dupa saat majlis dzikir, atau majlis pengajian itu sudah di contohkan oleh imam malik RA, seperti yang di jelaskan dalam biografi imam malik yang di tulis di belakang kitab tanwirul hawalik syarah muwattho' malik imam suyuti. Juz 3 no 166

قال مطرف كان مالك إذا أتاه الناسخرجت اليهم الجارية فتقول لهم يقول لكم الشيخ تريدون الحديث أو المسائل؟ فإن قالوا المسائل خرج اليهم وافتاهم وان قالوا الحديث قال لهم اجلسوا ودخل مغتسله فاغتسل وتطيب ولبس ثيابا جددا وتعمم ووضع على رأسه الطويلة وتلقى له المنصة فيخرج اليهم وعليه الخشوع ويوضع عود فلا يزال يتبخر حتى يفرغ من حديث رسول اللهصلى الله عليه وسلم

Mutrif berkata: apabila orang orang mendatangi kediaman imam malik, maka mereka di sambut oleh pelayan wanita beliau yang masih kecil lalu berkata kepada mereka, "imam malik bertanya apakah anda semua mau bertanya tentang hadits atau masalah keagamaan?
Jika mereka berkata "masalah keagamaan" maka, imam malik kemudian keluar kamar dan berfatwa, jika mereka berkata"hadits" maka beliau mempersilahkan mereka untuk duduk, kemudian beliau masuk kedalam kamar mandi, lalu mandi, dan memakai minyak wangi, kemudian memakai pakaian yang bagus, dan memakai sorban. Dan di atas beliau memakai selendang panjang di atas kepalanya, kemudian di hadapan beliau di letakkan mimbar (dampar) dan setelah itu beliau keluar menemui mereka dengan khusu' lalu di bakarlah dupa hingga selesai dari menyampaikan hadits Rosululloh SAW.


مسئلة ج اخراق البخور عند ذكر الله و نحوه كقراءة القرأن و مجلس العلم له اصل فى السنةمن حيث ان النبى صلى الله عليه و سلم يحب الريح الطيب الحسن و يحب الطيب و يستعملها كثيرا بلغة الطلاب ص 54-53

“Membakar dupa atau kemenyan ketika berdzikir pada Allah dan sebagainya seperti membaca al-Qur’an atau di majlis-majlis ilmu, mempunyai dasar dalil dari al-Hadits yaitu dilihat dari sudut pandang bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Saw menyukai bau wangi dan menyukai minyak wangi dan beliau pun sering memakainya .”
(Bulghat ath-Thullab halaman 53-54).

قال بعض أصحابنا ويستحب أن يبخر عند الميت من حين يموت لانه ربما ظهر منه شئ فيغلبه رائحة البخور

“Sahabat-sahabat kita (dari Imam Syafi’i) berkata: “Sesungguhnya disunnahkan membakar dupa di dekat mayyit karena terkadang ada sesuatu yang muncul maka bau kemenyan tersebut bisa mengalahkan/ menghalanginya.”
(Al-Majmu’ Syarh Muhadzdzab juz 5, halaman 160).

Sebenarnya Buhur / Bakhoor / Bukhoor memiliki banyak manfaat, yaitu :
- Untuk pewangi rumah /ruangan.
- untuk aroma terapi
- pengobatan
- bumbu rokok
- Pada acara-acara khusus seperti pernikahan.
- Untuk menciptakan suasana romantis di kamar tidur.
- Digunakan untuk meningkatkan energi positif dan menghalau sprits yang tidak baik.
- Digunakan di toko-toko komersial dan toko (khusus yang berhubungan dengan pakaian) untuk menarik pelanggan dan untuk meningkatkan pengalaman membeli mereka.
- Bakhoor dapat meningkatkan mood dan memotivasi kreativitas.

 Kandungan Kemenyan:
Kemenyan mengandung olibanol, materi resin, dan terpenes. Kandungan lain, saponin, flavonoida dan polifenol.
Dan kini para ilmuwan telah mengamati bahwa ada kandungan dalam kemenyan yang menghentikan penyebaran kanker. Namun, belum diketahui secara pasti kemungkinan kemenyan sebagai antikanker.
Pada abad kesepuluh, Ibnu Sina, ahli pengobatan Arab, merekomendasikan kemenyan sebagai obat untuk tumor, bisul, muntah, disentri dan demam.
Dalam pengobatan tradisional Cina, kemenyan digunakan untuk mengobati masalah kulit dan pencernaan.
Sedangkan di India, kemenyan digunakan untuk mengobati arthritis.
Khasiat kemenyan sebagai obat arthritis tersebut mendapat dukungan dari penelitian laboratorium di Amerika Serikat.
Kemenyan yang biasa digunakan untuk urusan mistis ternyata berdasarkan hasil penelitian juga mampu menurunkan kadar kolesterol jahat. Penelitian yang dilakukan oleh King Abd Al-Aziz University di Arab Saudi menemukan bahwa kemenyan bisa menurunkan kadar kolesterol jahat.
Kemenyan, menurut peneliti Nadia Shaleh Al-Amoudi, bisa dipadukan dengan materi dari tumbuhan lainnya untuk meningkatkan kesehatan jantung. Akan tetapi, masih belum ditemukan cara yang jelas agar manusia bisa mengonsumsinya.
Selain itu juga bermanfaat untuk mengatasi sakit tenggorokan, hidung mampat, bekas luka dan luka bakar.


Wallaahu a’lamu bi ash-showaab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar